Kamis, 07 April 2011

Astaghfirullah...Di Inggris, Usia Tiga Tahun Sudah Jadi Pecandu Alkohol!


Inilah potret miris kehidupan orang kafir yang sudah kebablasan. Bocah berusia tiga tahun yang namanya dirahasiakan ini bisa jadi memecahkan rekor pecandu alkohol termuda di Inggris. Bagaimana tidak, si bocah yang berasal dari kawasan Midlands ini diberi minuman beralkohol secara rutin tiap hari selama enam bulan!

Kini si bocah dirawat di salah satu rumah sakit ketergantungan alkohol untuk menyembuhkan penyakit parahnya itu. Para dokter mengkhawatirkan kesehatan fisik dan psikisnya akibat serangan alkohol itu. Selain itu, dokter khawatir kalau alkohol sudah merusak jaringan-jaringan otaknya.

Si bocah ini termasuk dalam 13 anak-anak yang didiagnosa menjadi alkoholik oleh Heart of England NHS Trust selama 2008-2010. Juru bicara yayasan mengatakan, mereka menemukan banyak anak-anak yang menjadi pencandu alkohol gara-gara pengaruh orang tua.

Yayasan tidak  memberikan keterangan rinci soal latar belakang keluarga si bocah. Namun dipastikan ia mendapat pengaruh alkohol dari orang tuanya. Sebelum si bocah ini, sepekan lalu, Inggris sempat geger gara-gara ada anak perempuan berusia delapan tahun yang juga menderita kecanduan minuman keras.

Si bocah perempuan ini dibesarkan dalam keluarga yang doyan miras. Diberi asupan alkohol secara rutin, akhirnya pada usia delapan tahun si bocah perempuan menjadi pecandu alkohol.[muslimdaily.net/rpk]

Dalam Demonstrasi Kecam Pembakaran Al Qur'an, Dua Staf PBB Disembelih

Paling tidak terdapat dua staff PBB yang dipenggal kepalanya ketika demonstran menyerang kantor PBB di Afghanistan kemarin.

Para demonstran membanjiri kantor PBB setelah seorang pastor Amerika membakar kitab suci Al Qur'an di Amerika.

Sudah lebih dari 20 orang yang meninggal akibat kemarahan demonstran.

Tabloid online Inggris The SUN melansir berita "diyakini tujuh pekerja asing PBB "diburu" dan dibunuh bersama dengan lima penjaga asal Nepal.

Terdapat pula beberapa orang yang tewas yang diduga adalah para penyerang.

Dua korban tewas semalam diidentifikasi sebagai pilot asal Norwegia Letkol Siri Skare, 53 dan pekerja PBB Joakin Dungel 27 tahun asal Swedia.

Protes ini dipicu setelah seorang pastor bernama Wayne Sapp membakar kitab suci Al Qur'an di sebuah gereja Florida.

Pastor ini merupakan anak buah dari pendeta Terry Jones, yang pernah mengancam akan membuat hari "Bakar Al Qur'an pada 11 September tahun lalu."

Demo Damai Berubah Menjadi Kekerasan

Saksi mata mengatakan demonstrasi yang awalnya damai dimulai di Mazar-e Sharif tiba-tiba berubah menjadi kekerasan.

Kieran Dwyer, jurubicara misi PBB di Afghanistan mengatakan "Orang-orang terjebak dan diburu oleh demonstran. Orang-orang sipil ini tidak bersenjata yang sedang melakukan pekerjaan hak asasi manusia, bekerja untuk perdamaian Afghanistan, mereka tidak siap untuk situasi ini."

Sementara itu, protes lain di Kandahar atas pembakaran Al Qur'an menyebabkan paling tidak empat orang tewas.

Gelombang protes juga diadakan di beberapa kota lain di Afghanistan dan Pakistan. Para demonstran membakar bendera Amerika di Kabul, Afghanistan dan di Karachi, Pakistan. [muslimdaily.net/sun]

Kisah Kisah Islami

KISAH PEMUDI YAHUDI YANG MEMELUK ISLAM
Wahai saudara-saudaraku! Agama ini meru-pakan sebuah agama yang agung. Jika ada seseorang yang mendakwahkannya dengan lurus dan benar maka jiwa yang suci pasti akan menerimanya, walau apapun agama yang sedang ia anut atau dari bangsa manapun ia berasal. Dalam kisah ini, penulis kisah yang telah kami pilihkan untuk kalian dari jaringan internet berkata, teman wanita pemudi itu berkata, "Aku melihat wajahnya berseri-seri di dalam sebuah masjid yang terletak di pusat kota kecil di Amerika, sedang membaca al-Qur'an yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Aku ucapkan salam kepadanya dan ia membalasnya dengan iringan senyum. Kami pun membuka obrolan dan dalam waktu singkat kami menjadi dua orang sahabat yang sangat akrab.


Pada suatu malam, kami bertemu di tepi sebuah danau nan indah. Di sanalah ia menceritakan kisah keislamannya. Mari kita simak kisah tersebut.


Ia berkata, "Aku hidup dalam rumah tangga Ame-rika penganut agama Yahudi yang berantakan. Setelah ayah dan ibuku bercerai, ayahku menikah dengan wa-nita lain. Ibu tiriku ini sering menyiksaku. Pada usia 17 tahun aku lari dari rumah dan pergi dari satu negara bagian ke negara bagian lain. Di sana aku bertemu dengan seorang pemudi Arab mereka (sebagaimana yang ia ceritakan) adalah teman tempat pelarianku yang sangat baik. Mereka semua tersenyum padaku kemudian kami menyantap hidangan makan malam. Akupun ikut melakukan seperti apa yang mereka lakukan. Setelah menyantap hidangan, aku lang-sung kabur, karena aku tidak suka persahabatan seperti ini. Ditambah lagi aku tidak menyukai bangsa Arab.


Hidupku yang sengsara tak pernah merasa tenang, selalu dirundung kegelisahan. Aku mulai mendalami agama dengan tujuan ingin mendapatkan ketenangan rohani dan kekuatan moril dalam menjalani kehidup-an. Namun semua itu tidak aku dapati dalam agama Yahudi. Ternyata agama ini hanya menghormati kaum wanita namun tidak menghormati hak asasi manusia dan sangat egois. Setiap mengajukan suatu pertanyaan aku tidak mendapatkan jawaban. Lalu aku berpindah ke agama Nasrani. Ternyata dalam agama ini banyak pertentangan yang sulit diterima akal dan hanya me-nuntut kita agar menerimanya. Berkali-kali aku tanya-kan bagaimana mungkin Tuhan membunuh anakNya? Bagaimana cara ia melahirkan? Bagaimana mungkin kita mempunyai tiga Tuhan sementara satu pun tidak ada yang dapat kita lihat? Lalu aku bertekad untuk meninggalkan semua itu. Namun aku yakin bahwa alam ini pasti ada yang menciptakan. Setiap malam aku selalu berpikir dan berpikir hingga pagi menjelang.


Pada suatu malam tepatnya ketika menjelang pagi, terbersit keinginan untuk bunuh diri untuk meng-akhiri kegalauan ini. Aku berada di dalam ruangan yang tak bermakna. Hujan yang deras, gulungan awan yang tebal seakan memenjarakanku. Apa yang ada di sekitarku seolah ingin membunuhku. Pepohonan me-mandangku dengan pandangan sinis, siraman air hujan mengalunkan irama kebencian. Kupandang dari balik jendela, di dalam sebuah rumah terpencil. Aku merasa diriku rendah di hadapan Allah.
Ya Tuhanku! Aku tahu Kau ada di sana. Aku tahu Kau menyayangi-ku. Aku seorang terpenjara, hambaMu yang lemah, Tunjukilah jalan yang harus kutempuh, Ya Tuhanku! berilah aku petunjuk! Atau cabut saja nyawaku. Aku menangis tersedu-sedu hingga tertidur.


Pada pagi hari aku bangun dengan ketenangan hati yang belum pernah aku rasakan. Seperti biasa aku keluar mencari rizki dengan harapan semoga ada yang mau memberiku sarapan, atau mengambil upah dengan mencuci piringnya. Di sanalah aku bertemu dengan se-orang pemuda Arab kemudian aku berbincang-bincang dengannya cukup lama. Setelah sarapan, ia memintaku untuk datang ke rumahnya dan tinggal bersamanya, lalu aku pun ikut dengannya. Ketika kami sedang menyantap makan pagi, minum dan bercanda, tiba-tiba muncul seorang pemuda berjenggot yang ber-nama Sa'ad. Nama tersebut aku ketahui dari temanku yang sambil terkejut menyebut nama pemuda itu. Pemuda itu menarik tangan temanku dan menyuruh-nya keluar. Tinggallah aku sendirian duduk gemetar. Apakah aku sedang berhadapan dengan seorang te-roris? Tetapi ia tidak melakukan sesuatu yang mena-kutkan, bahkan ia memintaku dengan lemah lembut agar aku kembali ke rumahku. Lalu aku katakan kepa-danya bahwa aku tidak punya rumah. Ia meman-dangku dengan perasaan terharu.


Kesan ini dapat aku tangkap dari mimik wajah-nya. Kemudian ia berkata, 'Baiklah, kalau begitu ting-gallah di sini malam ini, karena di luar cuaca teramat dingin dan pergilah besok. Kemudian ambil uang ini semoga bermanfaat sebelum kamu mendapat peker-jaan.' Ketika ia hendak pergi aku menghadangnya lalu aku ucapkan terima kasih. Aku katakan, 'Tetaplah di sini dan aku yang akan keluar, namun aku harap eng-kau menceritakan apa yang mendorongmu melakukan ini terhadap aku dan temanmu. Ia lalu duduk dan mulai bercerita kepadaku sementara matanya meman-dang ke bawah. Katanya, 'Sebenarnya yang mendo-rongku berbuat seperti itu karena agama Islam mela-rang melakukan segala yang haram, seperti berduaan dengan seorang wanita yang bukan mahram dan me-minum khamar. Islam juga mendorong untuk berbuat baik terhadap sesama manusia dan menganjurkan untuk berakhlak mulia.' Aku merasa heran, apakah mereka ini yang disebut teroris? Tadinya aku mengira mereka selalu membawa pistol dan membunuh siapa saja yang mereka jumpai. Demikian yang aku dapatkan dari media massa Amerika.


Aku katakan, 'Aku ingin mengenal Islam lebih dalam, dapatkah engkau memberitahukannya kepada-ku?' Ia berkata, "Aku akan bawa kamu ke sebuah keluarga muslim yang taat dan kamu dapat tinggal di sana. Aku tahu mereka akan mengajarkan sebaik-baik pengajaran kepadamu." Kemudian pemuda itu mem-bawaku pergi. Pada jam 10 aku sudah berada di rumah tersebut dan mendapat sambutan hangat. Lalu aku mengajukan beberapa pertanyaan sedang Dr. Sulaiman sebagai kepala rumah tangga menjawab pertanyaan tersebut sampai aku merasa puas. Aku merasa puas karena aku telah mendapatkan jawaban pertanyaan yang selama ini aku cari. Yaitu agama yang terang dan jelas yang sesuai dengan fitrah manusia. Aku tidak mengalami kesulitan dalam memahami setiap apa yang aku dengar. Semuanya merupakan kebenaran. Ketika mengumumkan keislamanku, aku merasa ada-nya sebuah kebangkitan yang tiada tara.


Pada hari kebangkitanku itu atas kesadaranku sendiri aku langsung memakai cadar. Tepat jam 1 siang Sayyidah (Nyonya Sulaiman) membawaku ke sebuah kamar yang terbaik di rumah itu. Ia berkata, 'Ini kamarmu, tinggallah di sini sesuka hatimu.' Ia melihatku tengah memandang ke luar jendela. Aku tersenyum sementara air mata berlinang membasahi pipiku. Ia bertanya mengapa aku menangis. Aku ja-wab, 'Kemarin pada waktu yang sama aku berdiri di balik jendela merendahkan diri kepada Allah.'


Aku berdo'a, 'Ya Tuhanku! Tunjukilah aku jalan kebenaran, atau cabut saja nyawaku.' Sungguh Allah telah menunjukiku dan memuliakanku. Sekarang aku adalah seorang muslimah bercadar dan terhormat. Ini-lah jalan yang aku cari, inilah jalan yang aku cari. Sayyidah memelukku dan ikut menangis bersamaku'."

(SUMBER: SERIAL KISAH-KISAH TELADAN KARYA Muhammad Shalih al-Qahthani. Penerbit DARUL HAQ, TELP.021-4701616) 

GADIS ITU TEWAS DALAM POSISI MENARI

Sebagai pemandi mayat selama 13 tahun di Saudi Arabia ia belum pernah melihat pemandangan seperti ini. Ketika ia membuka selimut yang menutupi mayat tersebut ia seketika pingsan. Beberapa wanita datang berusaha menyadarkannya, setelah ia sadar Fulanah segera menemui ibu si mayat tersebut dan bertanya, wahai ukhti seumur hidupku aku belum pernah melihat kondisi jasad yang demikian, aku melihat jasad putrimu dalam keadaan menari (berjoget) apa yang dilakukan putrimu di masa hidupnya??
Sang ibu dengan terisak menceritakan, bahwa putrinya semasa hidupnya menggandrungi musik dan nyanyian. Ia terobsesi dengan musik, terlebih usianya yang baru menginjak remaja (ABG) sulit bagi sang ibu untuk menasehatinya. Ia senang menonton lagu-lagu favorit yang sedang hit dalam video klips, menyukai penyanyi-penyanyi tersebut dengan penuh cinta. Hidupnya hanya di isi dengan nyanyian dan musik.
Suatu hari gadis belasan tahun itu datang dalam sebuah pesta, karena memang ia diundang oleh kawannya. Dalam sebuah pesta tentu saja didalamnya ada nyannyian dan musik. Maka ketika lagu kesayangannya dinyanyikan ia tidak dapat menahan dirinya.Mulailah ia menari (berjoget) dan bernyanyi dengan riangnya. Dalam keadaan yang sangat bersemangat itu tiba-tiba ia terjatuh dan tubuhnya membentur meja di depannya. Ia tak sadarkan diri, orang-orang di sekitarnya berusaha menolongnya dan mereka mendapati gadis itu telah tiada. Dan, tubuhnya kaku (benar-benar kaku dan keras)tidak dapat digerakkan. Dengan posisi tangan meliuk di atas kepala (sebagaimana layaknya orang berjoget).
Setelah mendengar penjelasan sang ibu, Fulanah berusaha memandikan mayat gadis malang itu ia pun berusaha memposisikan jasad sang gadis sebagaimana layaknya mayat yang akan dikafankan. Tapi, subhanallah jasad itu benar-benar kaku seperti batu, ia tidak dapat menekukkan tangan sang mayat, akhirnya ia pasrah membungkus mayat dalam keadaan sebagaimana adanya.
Jika akhir hidup manusia yang menggemari para penyanyi seperti diatas mendapatkan hukuman seperti itu, bisakah kita membayangkan bagaimana keadaan para penyanyi (artis) itu sendiri bila mereka tidak segera bertaubat kepada Allah ?
Tidakkah kita mengambil ibrah ini wahai hamba Allah?? Tidak menjadi jaminan usia yang muda tidak akan diburu ajal? Tidakkah kita takut ketika kita melakukan maksiat tiba-tiba Allah mencabut nyawa kita dengan mendadak? Berapa banyak generasi salaf takut akan kondisi diatas, mati dalam keadaan suul khatimah (akhir yang buruk).Ada diantara mereka yang senantiasa berdoa agar Allah mewafatkan mereka ketika mereka sedang sujud sehingga Allah pun mengabulkan doanya. Semoga Allah menjadikan kita senatiasa istiqamah dalam ketaatan dan mengakhiri hidup kita dengan husnul khatimah.amin.
Sumber: Daurah Syar’iyah Muslimah Mahad Darul Hidayah, Rabwa, Riyadh.

  

Selasa, 29 Maret 2011

Menteri Keuangan Jerman: 'Islam adalah Bagian dari Jerman'


BERLIN - Menteri Keuangan Wolfgang Schäuble pada hari Selasa memperingatkan Jerman tidak boleh mendiskriminasi terhadap penduduk Muslim, dengan mengatakan bahwa Islam adalah bagian dari masyaraktnya. Komentar terbarunya ini kontras dengan menteri konservatif dalam negeri yang baru.

Kami memiliki setiap kepentingan dengan mengatakan bahwa Islam adalah bagian dari negara kita dan mengundang umat Islam untuk menghargai apa yang telah kita capai di Dunia Barat. kata Schäuble dari Kristen Demokrat kepada majalah politik Cicero.

Agama, iman dan demokrasi dan hak asasi manusia universal semua kompatibel, ia menambahkan.

Namun, para imigran harus berusaha keras untuk mengintegrasikan diri di Jerman, masih kata Schäuble. Ia pernah memprakarsai pemerintah konferensi Islam pada tahun 2006 ketika ia mejadi menteri dalam negeri dalam upayanya untuk dialog sehat dengan sekitar empat juta Muslim yang tinggal di negara ini.

Orang-orang Turki banyak yang datang ke Jerman pada tahun 1960 dan 1970 an, dengan apa yang disebut sebagai "pekerja tamu", mereka membentuk kelompok imigran negara terbesar.

Sebelumnya, pada awal Maret menteri dalam negeri Jerman yang baru Hans-Peter Friedrich, membuat pernyataan kontorversial bahwa Islam bukan "milik" Jerman karena tidak memiliki landasan historis.

Friedrich sendiri secara luas telah dikritik oleh kelompok Muslim dan bahkan anggota koalisi tengah-kanan Kanselir Merkel untuk tidak perlu menyalakan kembali perdebatan tajam mengenai integrasi negara setelah ia berkuasa di Kementrian Dalam Negeri. [muslimdaily.net/local]